Monday, March 21, 2011

SWIIV's Random Backpacking

Kali ini aku mau posting tentang sebuah kenangan hampir setahun yang lalu saat aku bersama empat orang temanku melakukan perjalanan 'nekat' ke Sumatera Barat dari tanggal 27 April sampai 30 April 2010. Mengapa judulnya 'SWIIV's Random Backpacking'? SWIIV adalah singkatan dari Sony, Wahyu, Ike, Icha, Vira. Itu adalah kami berlima. Dan perjalanan kami waktu itu bisa disebut backpacking, karna hanya membawa masing-masing satu tas dan mengunjungi tempat-tempat wisata dengan berjalan kaki hehe. Dan mengapa random, karena memang tanpa rencana yang matang hoho.

Ini pas mau berangkat dari Pekanbaru


Waktu itu tepat tanggal 27 April 2010 kami berangkat dari Pekanbaru sekitar jam 10. Tujuan pertama adalah Pariaman. Kampung halaman si Wahyu. Dari Pekanbaru, Icha masih belum bersama kami, karena dia berangkat bersama orang tuanya dan rencananya janjian di Bukittinggi. Didalam bus, kami mendapat perhatian agak sedikit istimewa dari kernet bus dan beberapa penumpang didekat kami, karena memang penampilan kami agak sedikit mencolok dibanding penumpang lainnya. Namun itu tidak masalah karena mereka sangat ramah terhadap kami dan mengajak kami bercerita walau kadang kami kurang mengerti dengan bahasa minang mereka yang sangat kental hehe. Sekitar 7 Jam kemudian kami sampai. Kami beristirahat sebentar lalu kemudian mandi dan solat. Malamnya kami berjalan-jalan sedikit sambil cari makan. Kami makan sate asli Pariaman yang terkenal dengan kuah super merahnya. Sedap. Setelah itu kami kembali kerumah dan merencanakan petualangan besok.

Pas makan sate
Sate Pariaman
Aku dan Wahyu didalam bus
Ike dan Vira didalam bus
Pagi-pagi sekali kami bangun. Dan langsung pergi mandi ke sungai yang ada disekitar situ. Airnya sangat jernih karna langsung mengalir dari gunung. Ditambah ada pemandangan indah, matahari muncul dari balik gunung. Pokoknya asoy lah hehe. Setelah mandi, kami makan, dan lalu cabut menuju pusat kota Pariaman. Sampai disana, kami bingung mau kemana. Setelah dipikir-pikir, akhirnya kami ke pantai. Sampai di pantai kami masih bingung mau ngapain. Tiba-tiba kami melihat jasa penyeberangan ke pulau angso duo, yaitu pulau yang ada beberapa kilometer dari pantai. Tanpa pikir panjang kami langsung bertanya kepada empunya perahu berapa tarifnya. Dan setelah bernegosiasi kami pun berangkat ke seberang hehe.

Ike pas di sungai
Rame-rame di sungai
Aku dan Wahyu disinari oleh sunrise hahaha
Ditengah-tengah penyeberangan kami sempat bertemu gerombolan lumba-lumba sedang berenang. Wow, kami baru pertama kali melihat secara langsung lumba-lumba berenang di laut lepas. Menakjubkan! Setelah kira-kira setengah jam, kami sampai di pulau angso duo. Kami terdiam. Benar-benar pulau yang sangat indah. Tidak kalah dengan pulau-pulau yang ada di Jawa, Bali, bahkan di kepulauan Nusa Tenggara sana yang dianggap sebagai surga dunia. Pasirnya putih ditambah air laut yang biru yang semakin ke bibir pantai semakin berwarna muda. Subhanallah. Dan yang semakin membuat tercengang, cuma kami berlima yang ada di pulau itu! Ditambah abang-abang pengemudi perahu. Seakan-akan pulau itu milik kami hehe. Selanjutnya sekitar dua jam kami bermain-main di pulau itu dan kembali ke seberang lagi dengan perasaan sangat sangat puas.

Pas nyebrang ke angso duo
Pas nyebrang kembali ke pantai Pariaman
Pasirnya putih cuy! Haha
Anak pantai
Anak pantai juga
Ini ngapain ya?
Main estatak jiahahaha
Vira anak pantai ouo
Sang pemimpi (?)
Jungkir balik
Setelah beres-beres dan makan sedikit, kami melanjutkan perjalanan menuju Bukittingi. Sekitar dua setengah jam kemudian kami sampai di Bukittinggi dan sesuai janji kami bertemu Icha disana. Lalu kami pergi makan. Kemudian kami menuju ke ngarai sianok. Setelah beberapa jam disana kami pun pulang. Kali ini kerumah neneknya Icha didaerah Tilatang Kamang. Sekitar setengah jam dari Bukittinggi.Sampai disana kami pun beristirahat. Lalu semalam suntuk kami bercerita sambil merencanakan perjalanan besok. Dan juga menghitung pengeluaran (namanya juga backpackers hehe) sampai akhirnya tertidur.

Icha dan Wahyu di jam gadang
Di ngarai sianok
Dirumah nenek Icha ngitung duit hehe
Besoknya, kami berangkat ke Payakumbuh setelah sebelumnya sempat bermain-main sebentar di sawah nenek icha hehe. Kami menuju sebuah objek wisata yang ada disana, yaitu sebuah goa yang ada diatas bukit. Kali ini adik sepupunya Icha ikut bersama kami. Kami menaiki bukit tersebut berjalan kaki. Capek memang, tapi seru. Sampai diatas kami pun langsung ke goa tersebut. Kami menyewa seorang tour guide untuk menunjukkan jalan didalam goa sekaligus menjelaskan apa saja yang ada didalam goa tersebut. 

Main di sawah hoho
Mendaki bukit hoho
Ini juga mendaki bukit
Ini didalam goa
Setelah itu kami kembali ke Bukittinggi. Kali ini kami ke Lubang Jepang. Sebuah tempat yang cukup terkenal di Indonesia. Sebuah lorong-lorong bawah tanah yang dibuat oleh Jepang dengan menggunakan tenaga pesuruh orang Indonesia pada masa penjajahan dulu. Disini kami juga menyewa tour guide untuk penunjuk jalan dan menceritakan tentang lubang tersebut. Kemudian kami ke pasar cari makan. Kemudian berkeliling sebentar lalu pulang.

Di lubang Jepang
Malamnya aku dan Wahyu sakit perut dan lalu diberi obat tradisional oleh nenek Icha. Memang gak enak rasanya, tapi sangat ampuh! Perlahan-lahan sakitnya hilang. Obat tradisional emang ajaib hehe. Lalu seperti biasa kami cerita-cerita pengalaman hari ini dan menghitung pengeluaran. Tapi kali ini kami sedih karena besok harus pulang kembali ke Pekanbaru. Kami bercerita hingga larut malam kemudian tertidur.
Sesuai rencana, besoknya tanggal 30 April 2011 pagi kami bersiap-siap untuk pulang. Sebelumnya ke Bukittinggi dulu untuk cari oleh-oleh. Setelah itu kami ke terminal. Disini kami harus kembali terpisah dengan icha, karena dia harus ke Padang. Setelah mengantarkan Icha ke bus menuju Padang, kamipun mencari bus yang akan membawa kami ke Pekanbaru. Nah, disini terjadi hal yang tidak mengenakkan. Kami dipaksa oleh seorang kernet untuk naik busnya. Kami yang belum berpengalaman kemudian termakan kata-katanya. Dan kami dibawa ke kantor bus tersebut. Ternyata harga bus tersebut sangat mahal. Kami tidak punya uang yang cukup. Abang itu terus memaksa. Itu membuat Ike yang biasanya gak pernah marah, tiba-tiba kepada abang itu. Kami terdiam dan menahan geli karena Ike terlihat lucu kalau lagi marah hahaha. Setelah bernegosiasi panjang, kami pun bisa pulang dengan bus biasa tapi dengan ongkos yang agak mahal dari biasanya. Dasar abang kernet sialan! 

Dan sorenya kamipun tiba di Pekanbaru dengan selamat dengan membawa kenangan yang tidak akan pernah kami lupakan selamanya.

...............................

Buat SWIIV.

Buat aku, pengalaman yang satu ini memang sangat berharga dan tak terlupakan. Banyak kejadian-kejadian menyenangkan maupun menyedihkan terjadi saat itu. Bagaimana kita dikejar-kejar pengamen di jam gadang. Bagaimana Ike yang gak pernah marah tiba-tiba marah. Bagaimana kita dan penjual oleh-oleh di pasar saling menipu hehe. Bagaimana Icha merengut karena lapar tapi gak ketemu-ketemu tempat makan pas di Payakumbuh. Terus bagaimana kita gak berpikir panjang untuk menyeberang ke pulau angso duo tanpa berpikir resiko yang akan ditanggung. Dan masih banyak lagi cerita-cerita kecil dibalik perjlanan kita waktu itu yang gak akan aku lupakan. Aku pengen suatu saat bisa melakukan lagi yang seperti ini. Mudah-mudahan bisa amin.

Sekian~

No comments:

Post a Comment