Sejak zaman dahulu kala, “ruang” dan “waktu” merupakan masalah ilmiah yang pelik dan tidak mudah dipecahkan manusia, tetapi beberapa tahun lalu, sejumlah ilmuwan Amerika dan Inggris yang mengadakan tinjauan ilmiah di kutub selatan berhasil menemukan suatu yang mengejutkan.
Menurut harian sore Yang Cheng pada rubrik Kebenaran, pada 27 Januari 1995, fisikawan Amerika Merruand Michellin mengamati kabut-kabut berwarna putih abu-abu yang terus berputar di atas langit Antartika. Kabut-kabut ini tidak mengalami perubahan bentuk seiring dengan proses perjalanan waktu, dan juga tidak bergerak. Peneliti meluncurkan sebuah balon meteorologi, dan setelah menerima kembali balon ini secara mengejutkan ditemukan, bahwasannya waktu yang tercatat pada alat pencatat waktu di balon tersebut adalah tanggal 27 Januari 1965, tepat bergeser lebih awal 30 tahun!
Setelah memastikan instrumen pencatat waktu tidak mengalami kerusakan, dilakukan berkali-kali percobaan ulang. Namun, setiap kali mengadakan percobaan semuanya menunjukkan kemunduran waktu. Fenomena ini disebut “lorong waktu”. Dan mereka telah melaporkan hasil percobaan ini pada Gedung Putih --kantor pusat pemerintahan Amerika Serikat. Orang-orang menduga bahwa waktu yang terus berputar di atas langit Antartika itu adalah sebuah lorong yang dapat menembus ke dalam masa lainnya.
Seperti diketahui umum, bahwa di bawah kondisi yang tidak sama, setiap orang pasti memiliki perasaan yang berbeda terhadap proses perjalanan waktu. Seorang pendaki gunung yang disambar petir mengatakan, bahwa ia melihat petir memasuki lengannya, dan bergerak lamban menelusuri lengannya; petir memisah kulit dan susunannya, sehingga selnya mengalami karbonisasi.
Gaynadhy Billymorvhe dari Rusia adalah seorang peneliti gejala abnormal, ia juga seorang ahli filsafat, dalam tesisnya “Mesin Waktu: Mempercepat Maju ke Depan” menceritakan bahwa sejak tahun 1987, Warteem Chernover mulai menggunakan mesin waktu yang dibuat dari pompa magnet. Sekarang, peneliti-peneliti ini dapat memperlambat atau mempercepat perjalanan waktu melalui mekanisme tekanan khusus pada medan magnet. Di dalam laboratorium percobaan, toleransi perlambatan waktu dapat mencapai 1,5 detik/jam.
Pada Agustus 2001, telah diadakan sebuah percobaan terhadap mesin waktu model baru di sebuah hutan terpencil kawasan Fueljiaele, Rusia. Mesin ini, yang meskipun hanya memakai aki mobil sebagai daya pendorong, dan energinya sangat rendah, namun skala mengubah waktu masih tetap mencapai 3%. Berubahnya waktu dicatat melalui osilator simetris.
Mula-mula, peneliti menghabiskan waktu 5 menit, 10 menit, atau 20 menit untuk mengoperasikan mesin ini, dan perlambatan waktu yang paling lama berlangsung selama setengah jam. Warteem Chernover mengatakan, orang-orang merasa seperti memasuki ke sebuah dunia lainnya; mereka bisa merasakan kehidupan “di sini” maupun kehidupan “di sana” secara bersamaan, seakan-akan merasakan ruang waktu tersingkap lebar. “Saya benar-benar tidak dapat melukiskan pengalaman luar biasa yang kami alami itu”.
Suatu tragedi pada tanggal 30 Agustus 1989 mungkin bisa dikaitkan. Saat itu terjadi ledakan dahsyat di ruang lembaga riset yang terletak di Pulau Anchorage. Dan akibat ledakan tersebut, telah merusak kabin eksperimen yang berbobot 780 ton, dan juga telah menghancurkan pulau kecil yang luasnya 2 kilometer persegi ini. Suatu versi atas tragedi itu adalah, bahwa kabin yang dapat memuat 3 penguji itu, di saat berada di ruang waktu yang lain atau dalam proses memasuki ruang dimensi lain telah menabrak sebuah benda yang mahabesar, karena kehilangan sistem pendorong, maka kemungkinan besar kabin itu tertinggal dalam ruang waktu yang lain.
Catatan terakhir dalam laporan percobaan itu tertulis: “Kita akan segera menemui ajal, namun percobaan tetap dijalankan. Di sini sangat gelap. Semua benda yang ada terlihat menjadi 2; tangan dan kaki saya menjadi transparan, dapat melihat pembuluh darah dan tulang belulang. Persediaan oksigen masih bisa mencukupi selama 43 jam, namun sistem pendukung kehidupan rusak sangat parah. Kirim salam kepada keluarga dan teman-teman!” Setelah itu, sinyal pun terputus.
Kasus lain. Pada tahun 1961, sebuah teras eksperimen eks Uni Soviet dan 8 ahli tiba-tiba lenyap semuanya, dan beberapa gedung bertingkat yang berada di sekeliling bangunan tersebut yang mengadakan percobaan “waktu” juga runtuh. Sejak itu, pemerintah eks Uni Soviet memutuskan untuk sementara menghentikan riset yang diadakan terhadap “masa-masa yang tidak dapat diprediksi” itu. Hingga pada 1987 baru kembali diadakan percobaan.
sumber : erabaru.or.id
No comments:
Post a Comment