Wednesday, May 25, 2011

Untuk Mama Papa

Aku sekarang mencoba belajar menghadapi kerasnya kehidupan. Merasakan apa yang dirasakan orang tuaku menghidupi aku dan adik-adikku.  Bagaimana susahnya mencari rupiah demi rupiah.  Dan bagaimana mengerjakan sendiri segalanya yang dulu dikerjakan oleh orang tuaku.

Aku masih ingat betapa egoisnya aku beberapa tahun yang lalu. Saat aku merengek minta dibelikan sesuatu dan kalau tidak dipenuhi aku marah dan bahkan sampai mengutuk orang tuaku. Aku menganggap mereka jahat. Tapi sekarang aku telah melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Aku mulai mengerti bagaimana perasaan mereka yang sebenarnya ribuan kali lebih pedih saat mengatakan mereka tidak bisa membelikan apa yang aku minta dibanding perasaanku yang sakit hati karena apa yang aku minta tidak dipenuhi. Apalagi jika aku sampai marah kepada mereka, mereka akan lebih terluka lebih dalam.

Aku juga mulai memahami bagaimana susahnya papaku mengerahkan seluruh kemampuannya dan mencoba berbagai pekerjaan, mulai dari satpam, guru, hingga menjadi politisi seperti sekarang, demi menghidupi kami. Ya, termasuk aku, aku yang tidak pernah menghargai perjuangan papaku itu. Tapi apakah hanya karena aku tidak menghargai usahanya, lantas papaku berhenti memenuhi kebutuhanku? Tidak! Ingat itu, Tidak akan! 

Mamaku, yang setiap hari mengurus aku dan adik-adikku. Melakukan segala hal, bahkan yang dia sebenarnya tidak mampu dia lakukan demi untuk menyenangkan kami.  Dulu aku pikir yang namanya memasak nasi, mencuci baju, dan pekerjaan rumah lainnya, adalah hal yang gampang dilakukan. Tapi ternyata setelah aku merasakannya sendiri, itu adalah pekerjaan yang berat dan menjemukan! Akupun heran, bagaimana bisa mama melakukannya setiap hari dengan senyum selalu menghiasi mukanya? Bahkan untuk melayani kami, kadang kebutuhannya sendiri tidak terpenuhi. Subhanallah.

Mengapa aku tidak menyadari ini sejak dulu? Mengapa aku tidak mengubah sudut pandangku sejak awal? Sudah tidak terhitung sudah berapa kali aku menyakiti mereka selama ini. Ya Tuhan maafkan aku. Aku berjanji sebisa mungkin memenuhi harapan dan mimpi-mimpi mereka. Membuat mereka bahagia dan bangga melihatku nanti. Semua hanya untuk mereka. Papa dan Mama.

5 comments:

  1. sedih e. papaku langsung sakit malamnya begitu tau bb aku ilang, gara-gara kepikiran kasian anaknya di jakarta kecurian hp :(

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. sedih bang.. adk uda ngerasain kayak mana rasanya jadi ibu rumah tangga yang harus ngurus suami.. capek banget.. :(

    ReplyDelete